Pengelolaan Sampah Plastik : Cara Mengatasi Sampah Plastik Agar Tidak Mencemari Lingkungan

Cara Mengatasi Sampah Plasti Agar tidak mencemari lingkungan

 

Cara mengatasi sampah plastik agar tidak mencemari lingkungan itu bisa dimulai dari diri sendiri. Baru saja saya belanja kebutuhan menunggu pasien, anak saya sendiri yang sedang sakit di rumah sakit. Saya membeli roti, susu, dan kebutuhan lainnya di minimarket.


Sudah menjadi kebiasaan saya untuk membawa tas belanja di dalam dompet saya. Ketika sampai di meja kasir, saya langsung meletakkan tas belanjaan yang sudah berisi botol air minum saya. Tetap saja mas kasir mengeluarkan kantong plastik.

 

Saya tolak dan saya bilang saya pakai tas belanjaan sendiri. Tapi yang saya lihat adalah wajah yang kurang apresiatif. Apa karena berkurang 200 rupiah pemasukan minimarket itu? Padahal maksud hati ikut mengurangi penggunaan sampah plastik.


Kebiasaan saya membawa kantong belanjaan sendiri muncul karena concern saya terhadap masalah sampah plastik, dan gunungan plastik bekas belanjaan yang saya simpan di dekat pintu dapur. Apakah Sahabat mengalami masalah yang sama? Atau belum tahu bahwa sampah plastik adalah sebuah  masalah besar bagi kita?


Sampah Plastik, Sebuah Masalah Besar Penduduk Bumi

Tahukah Sahabat bahwa sampah plastik adalah sebuah masalah? Meskipun memiliki banyak kualitas positif - murah, mudah dibuat, fleksibel, dan mudah diakses - menjadi semakin jelas bahwa sampah plastik tidak terkendali dan menyebabkan kerusakan besar pada lingkungan.


Penggunaan berlebihan berbagai produk plastik telah menciptakan sejumlah besar sampah plastik. Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang cara mengatasi sampah plastik agar tidak mencemari lingkungan dan bagaimana kita mengelola plastik sebagai bagian dari gaya hidup  sehari-hari.


Saat ini, plastik semakin umum digunakan dalam berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk sebagai kemasan di perusahaan makanan dan minuman, industri kosmetik, farmasi, dan sektor produksi lain yang membutuhkan pengemasan produk akhir agar sampai ke tangan konsumen dengan aman dan tetap bersih.


Sekitar 36 persen dari seluruh plastik yang diproduksi digunakan dalam kemasan, termasuk produk plastik sekali pakai untuk wadah makanan dan minuman, sekitar 85 persennya berakhir di tempat pembuangan sampah atau sebagai sampah yang tidak bisa dikelola.


Menurut laporan Badan Lingkungan PBB (UN Environment Program), Dari tahun 1950 hingga 1970, hanya sedikit plastik yang diproduksi, dan sebagai hasilnya, sampah plastik relatif mudah untuk diatasi.


Namun, antara tahun 1970-an dan 1990-an, pembuatan sampah plastik meningkat lebih dari tiga kali lipat, mencerminkan peningkatan produksi plastik yang sangat besar mengikuti kebutuhan konsumen. Pada awal tahun 2000-an, jumlah sampah plastik yang dihasilkan meningkat lebih banyak dalam satu dekade dibandingkan 40 tahun sebelumnya.


Saat ini, kita menghasilkan sekitar 400 juta ton sampah plastik setiap tahun. Produk plastik sekali pakai ini ada di mana-mana. Bagi banyak dari kita, mereka telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita.


Sejak tahun 1970-an, laju produksi plastik telah tumbuh lebih cepat daripada produksi bahan lainnya. Jika tren pertumbuhan historis ini terus berlanjut, maka produksi plastik primer global diprediksi akan mencapai 1.100 juta ton pada tahun 2050.


Sahabat, yang lebih mengerikan adalah kita akan lebih banyak menemukan produk plastik sekali pakai. Pemanfaatan sampah plastik yang dihasilkan memiliki dampak buruk pada lingkungan jika tidak diproses dan dikelola dengan benar.


Dampak Buruk Sampah Plastik Terhadap Lingkungan

Plastik memang punya banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, sayangnya imbal balik pascaguna plastik tak seindah manfaatnya. Beberapa dampaknya sangat merugikan lingkungan, termasuk kesehatan manusia.


Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang pengelolaan pengelolaan sampah plastik, penting untuk menjelaskan beberapa dampak yang sangat merugikan ini. Ketidakmampuan untu didaur ulang secara alami dan buruknya pengelolaan sampah plastik dapat menyebabkan serangkaian bahaya lingkungan terkait keselamatan dan penyumbatan saluran air di perkotaan.


Efek pembuangan dan perlakuan sampah plastik yang buruk dikategorikan ke dalam tiga kelas utama, termasuk efek sampah plastik terhadap hewan, kesehatan masyarakat, dan polusi lingkungan.


Dampak pada Tanah

Polusi merujuk pada bahan yang tidak terpakai atau berbahaya yang dibuang ke lingkungan setelah digunakan. Barang-barang yang tidak terpakai ini yang merugikan susunan alam yang juga disebut sebagai sebagai polutan. Beberapa jenis polutan dapat diklasifikasikan sebagai polutan alami (misalnya, abu vulkanik, tumbuhan, dan sekresi hewan, dll.) dan polutan buatan dari aktivitas harian buatan manusia (misalnya, sampah dan sekresi yang dihasilkan oleh industri makanan dan minuman, farmasi, dan industri kosmetik, tekstil, dan perusahaan produksi organik terkait lainnya.


Polutan yang dilepaskan oleh aktivitas tersebut sangat memengaruhi kualitas air, membunuh hewan akuatik, mencemari kualitas udara, dan menimbulkan masalah pada tanah yang akhirnya mempengaruhi hasil panen, harga komoditas panenan dan sebagainya.


Polusi tanah merujuk pada kerusakan dan degradasi tanah dan permukaan bumi oleh metode langsung dan tidak langsung. Pemicunya bisa berasal dari berbagai penyebab buatan dan aktivitas manusia sehari-hari, akibat dari pengembangan kota, termasuk penggunaan pupuk organik dan bahan kimia buatan yang diperkenalkan ke dalam tanah dapat menembus dan mengubah komposisi kimia dalam tingkat keasaman dan alkalinitas yang sangat memengaruhi tanah.


Sampah plastik merupakan zat yang mencemari tanah karena penguraian organiknya yang bersifat kimia. Sampah plastik juga memiliki mikroplastik dari plastik yang mudah menembus dan mencari celah untuk mencemari lingkungan melalui sumber-sumber primer dan sekunder.


Banyak masalah kesehatan yang terkait dengan toksin yang dilepaskan oleh mikroplastik yang terbuat dari bahan kimia berbahaya. Bahan kimia ini diserap dari lingkungan atau bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi plastik


Dampak pada Kualitas Air dan Udara

Pencemaran air memiliki dampak luar biasa pada kualitas air. Ekosistem dunia (70%) sebagian besar terdiri dari air yang terdistribusi di danau, sungai, dan samudera.


Pencemaran air terjadi ketika zat berbahaya, terutama bahan kimia dan mikroorganisme, mencemari sungai, sungai, danau, samudra, atau sumber air lainnya. Pencemaran merusak kualitas air dan membuatnya beracun bagi manusia atau lingkungan sekitar.


Penguraian sampah plastik akibat komposisi kimianya melepaskan berbagai gas yang dapat memengaruhi atmosfer dengan berbagai cara. Ketika karbon dioksida dan gas lainnya dilepaskan, dapat menyebabkan berbagai masalah seperti perubahan iklim, pemanasan global, hujan asam, dan infeksi nosokomial. Hal tersebut dapat menyebabkan mudahnya penyebaran penyakit yang ditularkan melalui udara seperti COVID-19, tuberkulosis dan pneumonia


Dampak pada Kehidupan Hewan

Cara kita membuang sampah plastik bisa memberikan pengaruh buruk pada hewan, baik melalui penularan penyakit dan parasit maupun zat berbahaya. Sisa-sisa plastik dianggap sebagai campuran yang kuat dari berbagai bahan pencemar, termasuk molekul kecil seperti sisa-sisa zat pembuat plastik dan bahan kimia yang menempel pada plastik, serta molekul besar seperti bahan pembuat plastik itu sendiri.


Zat pencemar seperti bahan penghambat api bromin, ftalat, dan bisfenol A bisa menyebabkan masalah pada sistem endokrin manusia, yang mengatur pertumbuhan dan fungsi organ serta produksi hormon. Bahan kimia ini bisa masuk ke tubuh manusia melalui pernapasan dan makanan.


Selain itu, polutan yang tidak larut dalam air atau patogen udara dan air memiliki kemampuan yang tinggi untuk menempel pada plastik dalam air dan udara. Sampah plastik, berbarengan dengan antigen atau benda asing lainnya bisa berdampak pada fungsi tubuh hewan secara berbeda.


Sistem pencernaan hewan tidak dapat mencerna plastik. Contohnya, pada sapi, secara anatomi sapi memiliki bagian tubuh yang berbeda dengan tiga ruang lambung depan yang membantu dalam pencernaan makanan. Ruang kambung ini membantu hewan mencerna berbagai molekul, namun tidak efektif dalam mencerna bahan plastik. Bagian lambung keempat bertindak seperti perut sejati yang membantu dalam pencernaan lebih lanjut di mana enzim diperlukan untuk memecah molekul-molekul makanan.


Jika plastik terkonsumsi hewan, bisa dipastikan hewan mengalami aneka masalah kesehatan dan bisa berujung pada kematian.


Dampak pada Kesehatan Masyarakat

Orang-orang di industri kemasan modern sering menggunakan bahan plastik. Ketika maka ada dampak langsung dan tak langsung bagi kesehatan manusia.


Plastik sebagai senyawa berbasis karbon memiliki beberapa komponen beracun, termasuk ftalat, senyawa polyfluorinated, bisphenol-A, bahan penghambat api bromin, dan antimony trioxide, yang dapat memiliki efek merugikan pada kesehatan lingkungan dan masyarakat. Saat plastik diproduksi, bahan kimia berbahaya dilepaskan. AKibatnya kemasan, mainan, atau barang-barang dari plastik itu terpapar dan terkontaminasi.


Kontaminasi atau paparan bahan kimia ini menyebabkan efek merugikan baik secara primer maupun sekunder, termasuk gangguan organ reproduksi dan genital pada perempuan dan laki-laki, kanker ganas, penurunan kekebalan, cacat lahir, gangguan endokrin, gangguan oftalmologis, leukemia, dan penyakit menular lainnya karena plastik dapat berperan sebagai vektor untuk menyebarkan penyakit dari satu orang ke orang lain atau dari manusia ke hewan dan sebaliknya.


Lalu, bagaimana cara mengatasi sampah plastik agar tidak mencemari lingkungan? Cara yang ampuh adalah dengan menerapkan pengelolaan sampah plastik.


Pengelolaan Sampah Plastik Agar Tidak Mencemari Lingkungan

Pengelolaan sampah plastik adalah pengumpulan, pengolahan, dan pembuangan sampah plastik. Ini adalah masalah kompleks yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, bisnis, dan individu. Pengelolaan sampah plastik penting karena beberapa alasan. Ini membantu melindungi lingkungan, melestarikan sumber daya alam, dan mempromosikan pembangunan ekonomi.


1. Membuat TPS 

Tempat pembuangan sampah, atau landfill, adalah teknik paling primitif dalam pengeloaan sampah plastik. Membuang sampah plastik di tempat pembuangan sampah dapat memperburuk kekurangan lahan dan menghambat operasi organisasi pengelolaan sampah. Selain itu, ketika sampah plastik bertemu dengan badan air, maka sampah akan mencemari.


Oleh karena itu, pembuangan sampah plastik malah menciptakan masalah kesehatan manusia dan lingkungan. Tempat pembuangan sampah telah lama diakui sebagai penyebab kontaminasi tanah. Dengan demikian, pembuangan sampah plastik ke tempat pembuangan sampah harus dihindari, dan teknik pengelolaan lainnya harus diikuti, sebagaimana dijelaskan dalam bagian-bagian berikut untuk membantu melindungi lingkungan.


2. Daur Ulang

Daur ulang merujuk pada metode pengelolaan sampah yang mengumpulkan sampah lalu mengubahnya menjadi bahan baku yang dapat digunakan kembali untuk menjadi produk bernilai lain.


Plastik bersifat tidak terurai sebagai produk berbasis karbon dan polimer lain. Ada enam langkah untuk mendaur ulang plastik yaitu mengumpulkan sampah plastik, menyortir atau mengatur plastik ke dalam kategori, mencuci untuk menghilangkan kotoran, menghancurkan dan mengubah ukuran, mengidentifikasi dan memisahkan plastik, dan yang terakhir adalah proses menggabungkan.


Daur ulang mengurangi polusi di seluruh ekosistem, membutuhkan lebih sedikit energi, dan membantu dalam pelestarian alam. Selain itu, daur ulang turut mempromosikan gaya hidup berkelanjutan dan berkontribusi pada ekonomi nasional.


3. Diet Plastik

Barang plastik sekali pakai adalah salah satu penyumbang terbesar terhadap polusi plastik. Mungkin sulit bagi Sahabat untuk menjauh darinya, tetapi menyadari seberapa umumnya mereka ada dalam kehidupan sehari-hari adalah langkah pertama yang baik.


Beberapa contoh umum yang mengandung plastik sekali pakai termasuk sayuran yang dibungkus plastik di supermarket, tisu basah, cotton bud, peralatan makan plastik, gelas kopi, sedotan, produk sanitasi, dan rokok.


Salah satu cara terbaik untuk mengurangi sampah plastik adalah dengan mengurangi penggunaan plastik. Ini berarti memilih produk yang terbuat dari bahan yang berkelanjutan, seperti kertas atau kaca, dan menghindari produk yang dikemas dalam plastik.


4. Pembakaran

Metode pembakaran sampah merujuk pada proses pembakaran sampah dalam oksigen, dikenal sebagai pembakaran lengkap, yang menghasilkan air dan karbon dioksida.


Sampah pasca pembakaran terdiri dari berbagai zat kimia mudah menguap, abu, dan sedikit asam klorida. Tidak semua jenis sampah plastik cocok untuk pembakaran, beberapa tahan panas dan mudah meledak.


Penggunaan pembakaran untuk mengatasi sampah plastik rumah tangga harus selektif untuk menghindari kecelakaan seperti meledak. Pembakaran molekul organik dapat menghasilkan energi atau bahan bakar dalam bentuk cair, padat, atau gas yang dapat digunakan pada kendaraan dan pesawat terbang. Metode ini memiliki dampak positif, seperti mengurangi sampah, menghasilkan listrik, dan berkontribusi pada upaya pengurangan emisi gas rumah kaca.


Meskipun pembakaran sampah memiliki manfaat, ada juga kekurangannya, termasuk biaya pembakaran yang tinggi dibandingkan dengan metode pengelolaan sampah lainnya, dampak polusi, dan pelepasan sampah abu yang dapat merugikan lingkungan dan kesehatan masyarakat.


5. Pirolisis

Pirolisis  adalah cara untuk mengubah sampah plastik rumah tangga dan industri menjadi bahan bakar dengan porses pemanasan yang sangat tinggi. Proses ini melibatkan pemecahan molekul plastik polimer yang berat menjadi gas ringan dan hidrokarbon cair tanpa keberadaan oksigen untuk menghindari pembentukan produk samping yang mengandung oksigen, seperti sulfur dan oksida karbon, dalam reaktor yang dirancang untuk menahan kondisi yang sangat panas.


Hasil pirolisis bervariasi tergantung pada jenis dan jumlah bahan baku yang digunakan dan reaktor yang digunakan. Pirolisis dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelas yang berbeda, termasuk hidrokarbon gas, hidrokarbon cair, dan arang.


Produk cair pirolisis adalah produk yang penting dan dapat digunakan sebagai bahan bakar langsung atau setelah dicampur dengan bensin, oli motor, atau solar, asalkan mereka mempertahankan karakteristik yang diperlukan. Produk cair yang paling sering diperoleh adalah parafin (oktana, heptana, dan butana), olefin, isoparafin, propana, dan aromatik.


Kesimpulan 

Pengelolaan sampah plastik merupakan tantangan serius yang memerlukan keterlibatan bersama dari seluruh masyarakat. Dengan pertumbuhan industri dan populasi global, produksi sampah plastik terus meningkat, memberikan dampak serius terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.


Namun, melalui kesadaran akan konsekuensi sampah plastik, langkah-langkah pengelolaan yang bijaksana, dan inovasi teknologi, kita dapat membangun masa depan di mana sampah plastik bukan lagi menjadi beban. Mulai dari pengurangan penggunaan plastik, mendukung usaha-usaha untuk mengurangi jejak plastik, hingga penerapan teknologi daur ulang yang inovatif, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang bersih, berkelanjutan, dan bebas dari dampak negatif sampah plastik.


Dengan langkah-langkah ini, kita tidak hanya melindungi keanekaragaman hayati dan sumber daya alam, tetapi juga memberikan warisan yang berkelanjutan untuk generasi mendatang.



Postingan ini diikutsertakan dalam eco literasi aksi melestarikan bumi, Challenge Eco 3Dop Ibuku Content Creator


Referensi:

  1. How to Manage Plastic Waste, shaltoplasticsinds.com
  2. Niyitanga Evode a, Sarmad Ahmad Qamar b, Muhammad Bilal a, Damià Barceló c d e, Hafiz M.N. Iqbal, Plastic waste and its management strategies for environmental sustainability.
  3. UN Environment Programme , Beat Plastic Pollution, Our Planet is Choking on Plastic,
  4. FutureLearn, How to reduce plastic waste | 20 tips to save the planet, Case Studies in Chemical and Environmental Engineering Volume 4, December 2021, 10014, Published on December 21st, 2021
  5. Saimin Huang, Hongchang Wang, Waqas Ahmad, Ayaz Ahmad, Nikolai Ivanovich Vatin, Abdeliazim Mustafa Mohamed, Ahmed Farouk Deifalla, and Imran Me, Plastic Waste Management Strategies and Their Environmental Aspects: A Scientometric Analysis and Comprehensive Review, Int J Environ Res Public Health. 2022 Apr; 19(8): 4556. Published online 2022 Apr 10

Post a Comment

0 Comments

advertise