Akhirnya ngeblog lagi...
Setelah lama tidak berkereta akhirnya ada kesempatan berkereta. Kali ini tujuannya Semarang. Kota yang belum pernah saya singgahi sebelumnya.
Saya pergi mengantarkan bapak saya ditemani oeh kakak perempuan saya. Bapak penderita stroke sehingga harus dibantu kursi roda dan tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Beliau ke Semarang dalam rangka mendatangi acara reuni teman-teman kantor sesama pensiunan TVRI. Ya...hitung-hitung rekreasi buat bapak yang sudah lama terbaring di tempat tidur.
Saya dan kakak awalnya sempat ragu, bagaimana kami berdua bisa mengurus bapak, sedangkan tenaga cewek..ya tahu sendiri lah. Bermodalkan Bismillah akhirnya kami berangkat. Kebetulan acara keberangkatan dan semuanya diurus oleh panitia reuni. Kami hanya membayar dan tiket sudah di tangan. Awalnya saya pikir kami berangkat dengan moda transportasi lain, ternyata kereta, ekonomi pula. Wah cemas...bagaimana caranya memindahkan bapak dari kursi roda ke gerbong KA, bagaimana jika tidak ada yang membantu, bagaimana dan bagaimana lah. Sampai saya sempat usul untuk ganti kereta eksekutif, tapi mahal juga untuk 3 orang tiketnya sedangkan saya hanya bayar 80,000 untuk KA Ambarawa Express kelas Ekonomi dan bapak malah hanya bayar sekitar 60,000 karena lansia (duh baiknya PT. KAI).
Pasrah saja kami berangkat. Saya berkeyakinan jika nanti pasti ada Polsuska atau Pak Satpam yang akan bantu. Kami memnumpang UBER dari rumah ke stasiun. Mas Uber nya baik, bantu menaikkan bapak dengan menggendong beliau ke mobil. Ini juga masalah yang harus kami hadapi tiap bapak keluar rumah untuk urusan apapun. Sampai di Stasiun Pasar Turi saya sudah membayar sebelum turun mobil. Mas Uber membantu bapak turun mobil dan duduk di kursi roda.
Saya masuk ke area stasiun dan...deng deng deeeeng. Clingak clinguk...kok ada mesin cetak otomatis. Saya pikir itu cetak tiket, tapi ternyata saya masukkan kode booking di tiket saya dan yang muncul adalah boarding pass. Eaaaaaa....ternyata stasiun sekarang sudah pakai boarding pass. Oalah. Betapa aman dan nyamannya....Jadi untuk masuk petugas memeriksa boarding pass dengan KTP bukan lagi KTP dan tiketnya.
Setelah bertemu beberapa teman bapak yang ternyata satu gerbong, saya mengantri ke arah pintu masuk peron. Masuk ke peron saya duduk ke kursi tunggu sementara kakak saya sholat Dhuhur. Stasiun bersih, nyaman dan panas hehe. Sudah ada KA yang parkir, bagus sekali, dengan papan nama elektronik di luar gerbong di bagian atas. Papan elektroniknya bertuliskan nomor gerbong penumpang dan juga nama kereta. Macam running text begitu. Keretanya bagus sekali dan dari luar terlihat interior dalamnya. Kursinya 2-2 dan lebar. Saya pikir ini pasti kereta eksekutif. Duh andai saya naik kereta itu.
Saya lasih clingak clinguk sampai sekitar 10 menit kemudian tersadar jika KA itu bertuliskan Ambarawa Express, loh..ini kan yang akan saya tumpangi. Yihaaaaaaaa. Bahagiaaaaaa.
Belum juga kakak saya menghampiri kami dii kursi tunggu dari musholla, saya sudah didatangi oleh Polsuska dan petugas KA lain. Saya dipersilakan masuk dan dengan sopan ditawarkan bantuan. Wah top markotop nih. Yang beginian dulu saya tahu di bandara, untuk penumpang cacat atau berkursi roda biasanya kru pesawat akan datang membantu. Horee PT KAI makin keren. Saya cuma perlu menarik trolley bag saya dan bapak sudah didorong oleh para petugas. Cepat sekali dan mereka tahu pasti dari mana jalan khusus kursi roda yang tidak berundak.
Saya masih setengah deg-deg an takut kakak tertinggal kereta karena belum nongol dan ngikut para petugas itu. Salah satu naik ke atas kereta, dari dalam kereta ada yang membantu dan 1,2,3 bapak plus kursi rodanya diangkat semua ke atas gerbong, Mereka menanyakan nomor kursii saya dan entah bagaimana untuk kemudahan bapak dipindah ke kursi lain yang saling berhadapan dengan jarak yang longgar sehingga kursi roda gampang diputar dan bapak dengan mudah dipindahkan. Dengan sigap kursi roda dilipat dan diletakkan oleh petugas ke bagian belakang gerbong dekat pintu ke arah toilet. Kakak saya sudah duduk manis di sebelah saya. Kami menempati kursi yang bukan milik kami dan sepanjang perjalanan ketika berhenti di stasiun kami bersiap jika diminta pindah karena duduk bukan di kursi kami. Dan kami akan merayu agar bapak boleh tetap duduk di kursi itu.
Tidak ada penumpang yang duduk di kursi kami tetapi ada 2 penumpang yang duduk di sebelah bapak saya. Semuanya laki-laki. Kerennya KA Ambawara Express penampilannya speerti kereta eksekutif, kursinya sangat nyaman. Toiletnya tentu saja bersih dan wangi. Ada nomer handphone masinis yang terpampang dan setiap pemberhentian ada pemberitahuan dari dalam gerbong. Petugas kebersihan mondar mandir, ada juga petugas yang berjualan makanan yang cantik-cantik. Uwenak pakai banget naik kereta api ini.
Saya yang kelaparan membeli makanan di atas kereta. Harganya premium tapi rasanya enak. Nasi dan lauk dipanaskan dalam microwave. Yang saya beli nasi dan sambal goreng ati ampela plus tambahan bawang goreng. Surprisingly the taste was good. Ada juga menu Mc.Donald's yang menurut petugas bisa dipesan online lewat website RESKA (restorannya KAI). Ini boleh dicoba deh hehehe.
Intinya saya puas sekali berkereta dengan Ambarawa Express. Saya juga senang karena petugas-petugas sigap membantu bapak yang berkebutuhan khusus. Ceritanya berkebalikan dalam perjalanan pulang saya. Sambung di bagian lainnya ya. Klik di sini.
1 Comments
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete