Korea dan
segala hal yang berkaitan dengan Negara itu sedang naik daun. Mungkin sudah 5
tahun terakhir demam Korea melanda seluruh dunia. Saya juga terkena imbasnya.
Tulisan saya tentang negara tersebut akan saya bagi menjadi beberapa bagian.
Ini bagian pertamanya.
Sekitar tahun
2007 atau 2008 yang lalu saya sebenarnya sangat beruntung. Tapi karena
kebodohan saya bisa dibilang saya kehilangan kesempatan baik di masa kini.
Ceritanya entah bagaimana awalnya tapi saya mendapat pasangan suami istri Korea
yang tinggal di Surabaya sebagai murid saya. Mereka ingin belajar bahasa
Indonesia. Saya lupa dari mana saya mendapatkan siswa bule pertama saya ini. Mereka
tinggal di sebuah apartemen di Surabaya Barat. Setelah beberapa hal disepakati
saya mulai memberikan pelajaran Bahasa Indonesia kepada mereka.
Yang saya
ingat, si suami namanya Pak Rah. Mr. Yoon Kee Rah kalo tidak salah. Usianya sekitar
40 tahun dan beliau bekerja di sebuah perusahaan berkantor di Surabaya. Karena
stafnya semua orang Indonesia, beliau merasa perlu untuk belajar bahasa
Indonesia. Pertama kali berbicara dengan beliau di telepon Tuhan..saya tidak
mengerti apa yang beliau katakan. Pak Rah berbicara dalam bahasa Inggris
pastinya tapi saya benar-benar tidak menangkap apa yang dikatakannya. Aksen
Korea dan pelafalan yang tidak jelas benar-benar membuat saya seperti orang
bodoh. Celaka, pikir saya.
Istrinya, cantik
dan anggun. Perawakannya kecil, berkacamata. Dia lulusan jurusan sastra Perancis
dari universitas di Korea. Saya tidak tahu pasti siapa namanya, tapi beliau
persis seperti gambaran wanita Korea yang tampak malu-malu dan sedikit kikuk. Keluarga
ini punya satu orang anak perempuan yang waktu itu umurnya mungkin 9 tahun dan
sekolah di Surabaya International School. Bahasa Inggrisnya? Beda jauh dengan
ayahnya. Ini sebabnya belajar bahasa asing di usia muda sangat bagus, pelafalan
anak-anak jauh lebih baik dibanding dengan pelafalan orang dewasa yang baru
belajar bahasa.
Mengajar kedua
orang ini juga berkesan. Saya mengajar di apartemen untuk pertama kalinya
dengan penjagaan ekstra ketat dan orang-orang bersepeda motor tampaknya hal
yang aneh di lingkungan apartemen. Bermobil semuanya! Tentunya belum ada
apartemen bersubsidi jadi orang-orang sangat kaya saja dan ekspatriat yang
menempati apartemen itu. Saya sempat menanyakan sewa apartemen kepada Pak Rah
saat itu, jika tidak salah sekitar 8 juta per bulan.
Bergeser
dari masalah lokasi mengajar, sekarang saya membahas tentang kehidupan mereka. Pertama
kali saya mengajar saya masuk ke lorong yang sangat sepi. Ketika bel saya
bunyikan Ibu Rah membukakan pintu. Sedikit membungkuk dan saya tersenyum saja.
Ketika masuk Bu Rah meminta saya mengganti sepatu saya dengan sandal rumah.
Saya teringat, di semua drama Korea semua orang mengganti sandal atau sepatu
mereka dengan sandal yang dipakai di dalam rumah. Oke, pelajaran tentang
kebiasaan nomer satu.
Pelajaran
kedua, orang Korea serius dalam belajar. Seperti yang ada di drama-draa Korea,
siswa menghabiskan lebih dari 10 jam untuk belajar. Belajar dan bekerja keras tergambar
dalam banyak cerita dan faktanya baik Pak Rah maupun istrinya sangat tekun
belajar. Saya takjub. Di lingkungan saya tinggal, beberapa ibu-ibu yang belajar
pada saya sudah tersenyum simpul malu-malu, malu mencoba, merendah dengan menyebut
dirinya kurang pandai, minta pulang lebih awal dengan banyak alasan, dan
parahnya sering bolos. Belum juga mereka menyelesaikan 1 program belajar tapi
merke biasanya bilang,”Waduh..saya ga bisa Miss..aduh…malu..” dan lain. Saya
maklum jika para Ibu punya banyak kegiatan di rumah, tapi mengingat mereka
mengikuti kelas sewajarnya mereka tahu bahwa keseriusan juga perlu.
Pelajaran
ketiga, orang Indonesia tetap paling murah hati dalam hal suguhan. Bertahun-tahun
pengalaman saya mengajar privat paling jelek saya diberi minuman bersirup atau teh
manis hangat atau dingin. Tapi di apartemen Pak Rah..cukup air putih dingin.
Mengingat mereka juga minum yang sama dengan saya ya…saya berpoikir mungkin
memang begitu adat mereka. Suatu ketika pernah saya membawakan mereka kue-kue
tradisional untuk membahas tentang makanan dan bahan makanan. Mereka girang
bukan kepalang dan mereka suka kue tradisional yang saya bawakan.
Pelajaran
keempat (ini yang paling berharga), JANGAN PERNAH LEPAS KONTAK DENGAN
ORANG-ORANG YANG ANDA KENAL. JANGAN PERNAH! Anda tidak akan pernah tahu jika
Anda akan membutuhkannya di masa depan. Saya sudah melalaikan pelajaran ini.
Siapa yang menyangka Korea akan menyergap dunia dengan segala pesonanya. Saya tidak
berharap tetap menjalin kontak dengan Pak Rah, mengingat posisinya sebagai
atasan, tentu aneh jika saya bergosip tentang boyband Korea. Yang saya sesalkan
adalah ketika suatu hari, ipar Pak Rah dating berkunjung. Dia juga ingin
belajar bahasa Indonesia. Karena Pak Rah sedang sibuk kerja maka si ipar
menggantikan Pak rah sebagai murid saya. Ipar Pak Rah, wanita sekitar 37 tahun.
Pekerjaannya sutradara dan jika tidak salah produser film juga. Film dokumenter
yang ia kerjakan. Saya sempat bertukar email dan membalas beberapa emailnya
ketika ia kembali ke Korea. Tapi kemudian saya abaikan email terakhirnya. Tidak
ada lagi kontak setelah itu. Bodohnya saya!!!! Jika saya tetap berteman baik
mungkin saya bisa berhubungan lebih jauh dengannya, terlibat dalam beberapa filmnya (ha ha ha), mendapatkan lebih banyak informasi tentang Korea, atau mungkin mendapat kontak ke beberapa selebriti Korea (ha ha ha). Ah..ini hal yang paling saya
sesalkan.
Pelajaran
terakhir saya dengan keluarga Pak Rah berakhir di restoran Seafood di Surabaya.
Ia mentraktir saya dan berkata, “Pelajaran kali ini tentang makanan ayo kita
makan!” tetap saja keramahan bangsa Asia tergambar jelas di pertemuan akhir
kami. Andai ada mesin waktu…..
8 Comments
saya juga punya pengalaman mengajar orang orang korea di daerah kawasan industri cilegon. kebetulan ada bebepa perusahaan besar yg punyabig project di kota saya yg secuil ini. dari mulai belajar bahasa indonesia, english smp bhs kalbu hehe. dari mulai anak2, manager, General manager, direktur sudah sy pegang semua. kesannya macem2 tp yg pasti saya salut ma mereka..buat mereka belajar tidak mengenal usia..yg pasti dr sejak 3tahun saya berkutata dengan mereka...saya bisa sampekorea juga ahkir nya...dan dapeg jodoh orang korea...yang dulu nyaaa ihhhh paling ga suka sama co sipit...hehe..
ReplyDeletemereka memang cuma satu ras, makanya pengalaman mereka ttg negara lain tidak terlalu luas. mending orang indonesia yg pede kemana mana....yg pasti kita bisa belajar dari mereka kerja keras, prioritas, cepat, tepat dan tangkas, tekun..dan jujur. ayo masa kalah sama negara tandus kaya gitu hehehe...
Halo Mbak Quinnza, terima kasih sudah mampir di blog saya. He he he dari anti akhirnya jatuh hati ya Mbak :). Statement mbak yang terakhir pas buat slogan kepolisian : kerja keras, prioritas, cepat, tepat, dan tangkas ha ha ha. Ya betul mbak, semangat dan kerja keras yang membuat mereka jadi negara maju seperti sekarang. Mungkin orang Indonesia terbuai dengan kesuburan dan kekayaan alam ya jadinya keong mode on. Lha wong slogan aja alon-alon asal kelakon bukan cepat dan tangkas he he. Senang sudah berbagi cerita. Terima kasih banyak :)
ReplyDeletemalam mau minta bantuannya ada yang punya kenal an dengan wanita korea yang tinggal dan menikah di indonesia saya perlu bantuannya,karna calon isteri saya orang korea dan saya tidak tau bahasa korea jd saya ingin bantuannya untuk bisa kasih tau apa saja prosedur pernikahan wanita korea di indonesia kalo bisa minta bantuan untuk kasih tau ke isteri saya..nmr tlp saya di 081285323188...mohon bantuannya ya...thanks...sebelumnya..
ReplyDeletemalam mau minta bantuannya ada yang punya kenal an dengan wanita korea yang tinggal dan menikah di indonesia saya perlu bantuannya,karna calon isteri saya orang korea dan saya tidak tau bahasa korea jd saya ingin bantuannya untuk bisa kasih tau apa saja prosedur pernikahan wanita korea di indonesia kalo bisa minta bantuan untuk kasih tau ke isteri saya..nmr tlp saya di 081285323188...mohon bantuannya ya...thanks...sebelumnya..
ReplyDeleteMaaf replynya lama Pak Dennis, sudah telat nih kayanya reply saya. Saya tidak ada kenalan Bapak. Yang saya tahu (tidak kenal dekat) itupun menikah dengan orang Korea dan tinggal di Indonesia (ibunya teman saya). Mohon maaf Pak belum bisa membantu
DeleteMas denis..coba googling korean culture yg di jakarta..seingat saya waktu dulu saya kursus bhs korea..banyak teacher nya yg wanita korea menikah dg pria indonesia. Bahasa korea tidak sulit mas..belajar demi pasangan. Saya jg begitu saling bersinergi hehhe.
DeleteMas denis..coba googling korean culture yg di jakarta..seingat saya waktu dulu saya kursus bhs korea..banyak teacher nya yg wanita korea menikah dg pria indonesia. Bahasa korea tidak sulit mas..belajar demi pasangan. Saya jg begitu saling bersinergi hehhe.
DeleteMas denis..coba googling korean culture yg di jakarta..seingat saya waktu dulu saya kursus bhs korea..banyak teacher nya yg wanita korea menikah dg pria indonesia. Bahasa korea tidak sulit mas..belajar demi pasangan. Saya jg begitu saling bersinergi hehhe.
Delete