Serba-serbi Psikolog, Sahabat Wajib Tahu

profesi psikolog

Masa pendaftaran ujian masuk perguruan tinggi negeri se Indonesia yang sekarang disebut SNBT (Seleksi Nasional berdasarkan Tes) sudah usai. Ujian dilaksanakan di awal bulan Mei.

Seperti biasa, diskusi seputar “ambil jurusan apa” adalah topik yang mengemuka di keluarga besar saya. Keponakan lulus SMA dan akan masuk ke universitas. Berlatar belakang jurusan Bahasa di SMA-nya, ia mendaftar ke jurusan Psikologi dan Sastra Jepang.

Mengapa peminatannya psikologi di pilihan pertama dan justru jurusan bahasa dan kesusasteraan di pilihan keduanya? Saya tidak tahu dan tidak ingin ikut campur pula dalam strategi memilih jurusannya. Yang menarik adalah bahwa jurusan psikologi ini sangat popular dan dianggap kesempatan kerja dan gajinya bagus.

Lantas saya berpikir tentang profesi ini. Apakah profesi psikologi itu? Mengapa orang pergi ke psikolog dan bukan ke dokter? Saya coba menelusuri dari berbagai sumber dan menyarikannya dalam tulisan saya kali ini.


Apakah Profesi Psikolog Itu? 

Psikolog adalah seorang profesional di bidang psikologi, ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental yang terkait. Psikolog dapat membantu individu untuk memahami dan mengatasi masalah psikologis, emosional, dan mental, seperti kecemasan, depresi, trauma, masalah hubungan, dan banyak lagi.

Tergantung pada spesialisasi dan kualifikasi mereka, psikolog dapat bekerja di berbagai setting, seperti klinik, rumah sakit, lembaga pendidikan, perusahaan, dan organisasi non-profit. Mereka dapat melakukan berbagai tugas, termasuk melakukan evaluasi dan diagnosa, merancang dan memberikan terapi, memberikan dukungan dan konseling, melakukan penelitian, dan banyak lagi.

Dalam praktiknya, psikolog biasanya harus memiliki gelar sarjana atau pascasarjana di psikologi, serta lisensi atau sertifikasi untuk praktik di negara atau wilayah tempat mereka bekerja. Psikolog juga harus mematuhi kode etik profesional dan melindungi kerahasiaan klien mereka.

Apakah Beda Psikolog dan Psikiater?

Mungkin banyak Sahabat yang pernah mendengar tentang kedua profesi ini. Mungkin Sahabat masih menganggap keduanya sama, padahal sangat berbeda. Coba cari tahu lebih lanjut ya.

Psikolog dan psikiater sama-sama bekerja di bidang kesehatan mental, tetapi ada beberapa perbedaan penting antara peran dan kualifikasi mereka.

Psikolog biasanya memegang gelar magister dalam bidang psikologi dan dilatih dalam penilaian, diagnosis, dan pengobatan gangguan kesehatan mental melalui terapi bicara dan intervensi non-medis lainnya. Mereka mungkin berspesialisasi dalam bidang psikologi tertentu, seperti psikologi klinis, konseling, atau forensik, dan bekerja dengan individu, keluarga, atau kelompok untuk meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan mereka.

Psikiater, di sisi lain, adalah dokter medis (yang berspesialisasi dalam diagnosis dan pengobatan gangguan kesehatan mental, seringkali menggunakan kombinasi terapi bicara dan pengobatan. Mereka dilatih dalam bidang psikologi dan kedokteran. Jadi mereka memberikan konsultasi psikiater dan mampu meresepkan obat, memesan tes laboratorium, dan memberikan perawatan medis untuk kondisi kesehatan mental. Mereka mungkin juga berspesialisasi dalam bidang psikiatri tertentu, seperti psikiatri kecanduan atau psikiatri anak dan remaja.

Secara keseluruhan, sementara psikolog dan psikiater bekerja untuk membantu orang dengan masalah kesehatan mental, pendekatan mereka terhadap pengobatan dan pelatihan serta kualifikasi mereka berbeda. Bergantung pada kebutuhan kesehatan mental spesifik seseorang, psikolog atau psikiater mungkin cocok.

Menemui Psikolog atau Psikiater?

Keputusan untuk menemui psikiater atau psikolog bergantung pada kebutuhan khusus Sahabat dan sifat masalah kesehatan mental Sahabat.

Seorang psikiater adalah dokter medis yang berspesialisasi dalam kesehatan mental, dan dapat mendiagnosis dan merawat kondisi kesehatan mental menggunakan pengobatan dan intervensi medis lainnya. Mereka mungkin lebih tepat jika Sahabat memiliki kondisi kesehatan mental yang parah yang memerlukan manajemen pengobatan, atau jika Sahabat mengalami gejala seperti halusinasi atau delusi.

Di sisi lain, seorang psikolog adalah ahli kesehatan mental yang berspesialisasi dalam psikoterapi, atau terapi bicara, untuk membantu Sahabat mengatasi tantangan kesehatan mental. Mereka dapat memberikan terapi untuk membantu Sahabat mengembangkan keterampilan koping, mengelola stres, dan meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan Sahabat secara keseluruhan. Psikolog mungkin lebih tepat jika Sahabat mengalami masalah emosional atau perilaku yang bisa diatasi melalui terapi.

Penting untuk diperhatikan bahwa menemui ahli kesehatan mental adalah keputusan pribadi, dan tidak ada jawaban benar atau salah dalam memilih antara psikiater dan psikolog. Dalam beberapa kasus, Sahabat mungkin mendapat manfaat dari bekerja sama dengan psikiater dan psikolog untuk memenuhi kebutuhan dan cek kesehatan mental Sahabat. Itu selalu merupakan ide yang baik untuk berbicara dengan dokter perawatan primer Sahabat atau profesional kesehatan mental untuk mendiskusikan pilihan Sahabat dan menentukan tindakan terbaik untuk situasi spesifik Sahabat.

Bagaimana Cara Untuk Menjadi Psikolog?

Profesi yang menjadi dambaan banyak orang ini didapat tentunya dengan melewati beberapa tahapan. Di negara kita untuk menjadi seorang psikolog, ada beberapa langkah seperti berikut:

  • Mendapat gelar sarjana

Langkah pertama untuk menjadi seorang psikolog adalah mendapatkan gelar sarjana dalam bidang psikologi. Nanti ketika lulus, lulusannya menjadi seorang sarjana psikologi. Artinya ia punya dasar keilmuan di bidang psikologi, tapi belum menjadi seorang psikolog.

Masa tempuh untuk menjadi sarjana psikologi seperti umumnya jurusan lain adalah selama 4 tahun. Pada masa ini para lulusan diang dan memberikan dasar yang kuat dalam dasar-dasar psikologi.

  • Masuk Program Psikologi Profesi

Setelah lulus jadi sarjana psikologi Anda harus ikut program Magister Psikologi Profesi dengan masa tempuh kurang lebih dua tahun. Program ini sama dengan kuliah pada umumnya tetapi ada struktur pendidikan profesi yang kemudian dilanjutkan dengan praktik kerja profesi. Tetap ada penulisan tesis dan kelulusan ditentukan juga melalui ujian tesis.

 Setelah itu, Sahabat wajib melalui Praktik Kerja Psikologi Profesi (PKPP) sebelum resmi meraih gelar Magister Psikologi dan psikolog (M.Psi., Psikolog). Masa PKPP ini selama sekitar satu semester. Sahabat akan menangani kasus nyata di tempat tertentu, misalnya tempat konseling dan lainnya.

  • Masuk HIMPSI

Sahabat juga wajib masuk dan terdaftar sebagai anggota Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI). Langkah selanjutnya adalah mengikuti ujian untuk mendapat sertifikasii sebagai seorang psikolog.

HIMPSI adalah lembaga yang menentukan kelayakan Sahabat sebagai seorang psikolog selama masa praktik. Perlu diingat bahwa ujian ini bisa dilakukan selama msa studi Magister Psikologi Profesi, dan bisa juga dilakukan setelah tesis selesai. Semua tergantung dari kebijakan masing-masing universitas.

  • Mendapatkan Izin Praktik

Sahabat wajib mengurus Surat Izin Praktik Psikologi (SIPP) setelah lulus program Magister Psikologi Profesi dan lulus ujian HIMPSI. SIPP ini yang melegalkan praktik Sahabat sebagai seorang psikolog. SIPP sendiri bisa diperpanjang setiap dua tahun.

 

Nah, sekelumit informasi ini semoga bisa membantu Sahabat memahami lebih lanjut tentang profesi psikolog. Psikologi adalah bidang yang luas, dan ada banyak spesialisasi berbeda. Beberapa spesialisasi populer termasuk psikologi klinis, psikologi konseling, psikologi sekolah, dan psikologi forensik. 

Intinya, untuk menjadi psikolog yang sukses, penting untuk tetap mengikuti penelitian, tren, dan perkembangan terbaru di lapangan. Jika memang menjadi psikologi sudah menjadi impian maka hadiri banyak seminar,  konferensi, baca jurnal akademik, dan aktiflah berpartisipasi dalam organisasi profesional.

 

 

 

Post a Comment

1 Comments

  1. Aku dulu sejujurnya ingin sekali masuk jurusan psikologi. Dengan berbekal aku suka ngomong dan suka berinteraksi dengan orang. Namun keterimanya di pilihan kedua, Hiiks~

    Memang sepenting itu ya..
    Dari sisi kesehatan, kita gak hanya peduli dengan kesehatan raga, tapi juga kesehatan jiwa yang bisa membawa seseorang itu hidup dengan layak di masyarakat.

    ReplyDelete

advertise