Alhamdulillah akhirnya anak saya yang pertama, si Mbak sudah masuk kelas persiapan untuk mempersiapkan diri sebelum kelas TK A di tahun ajaran 2023/2024 ini dimulai. Setidaknya ada waktu sekitar 5 bulan bagi anak saya untuk beradaptasi pada lingkungan sekolah dan budaya sekolah, sebelum nantinya masuk ke jenjang yang lebih tinggi.
Sebagai orang tua yang baru pertama kali menyekolahkan anak, perasaan saya campur aduk. Senang karena anak saya bersekolah, ini seperti menjadi orang tua sebagaimana umumnya orang tua lain yang anaknya cukup usia sekolah. Perasaan lain adalah was-was menjaga keuangan agar SPP terbayar lancar dan semua “lifestyle” terdahulu tidak berubah walau ada pos pengeluaran tambahan. Perasaan terakhir adalah HHC alias harap-harap cemas, berharap anak saya bisa belajar dengan nyaman dan bahagia, tanpa melihat kemampuan akademik atau kemampuan lain yang terukur.
Impian Home Education
Sejak anak saya mulai bersekolah, selama sebulan ini juga pikiran saya sering terbawa pada konsep home education, untuk diterapkan pada anak kedua saya. Sudah pernah dengar istilah home education?
Jika dilihat dari arti bahasa, home education berarti pendidikan dari tempat tinggal (rumah). Home education adalah pendidikan di luar sistem sekolah di mana pembelajaran difasilitasi oleh orang tua dan guru. Anak belajar tanpa mengikuti sistem belajar a la sekolah. Istilah yang umum dipakai oleh orang banyak adalah, homeschooling.
Homeschooling bisa juga diartikan sebagai pendidikan antimainstream karena memang tidak mengikuti pola pendidikan di sekolah formal yang bersifat mainstrem.
Saya pribadi sangat ingin menerapkan konsep homeschooling dan mengajari anak saya sendiri, walau tetap menggunakan guru selayaknya les privat. Saya merasa waktu bersama anak terkecil di rumah, tanpa kakaknya yang bersekolah formal, cukup untuk dipakai belajar. Hubungan saya dengan anak pun akan semakin kuat.
Tetapi, saya masih ragu karena suami belum menunjukkan dukungan ke arah ini. Sambil memantapkan niat dan mencari tahu aneka informasi tentang home education dan homeschooling. Ini adalah beberapa fakta menarik tentang homeschooling yang saya temukan dari hasil berseluncur dunia maya.
Homeschooling Bukan Konsep Baru
Sahabat, tau ngga sih jika sebenarnya istilah “homeschooling” itu bisa dibilang sebuah metode lama yang dilabeli dengan nama baru? Lah homeschooling sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu.
Buktinya? Coba ingat kembali ke masa lalu ketika orang-orang zaman dahulu, nenek moyang kita belum mengenal pendidikan firmak lewat bangku sekolah. Untuk menuntut ilmu, mereka berguru pada orang yang dianggap memiliki keilmuan yang baik dan adi luhung.
Jika seseorang ingin belajar tentang teknik pengobatan, makai akan mencari dan berguru pada seseorang yang dianggap mumpuni di bidang tersebut. Jika Sahabat penggemar drakor atau drama silat Tiongkok, pasti tahu kan ada cerita tentang seseorang yang ingin mencari ilmu dengan belajar langsung dan tinggal bersama guru?
Asal Muasal Homeschooling
Gerakan homeschool modern dimulai pada tahun 1970-an ketika John Holt, seorang ahli teori pendidikan dan pendukung reformasi sekolah, mulai berpendapat bahwa fokus sekolah formal pada pembelajaran hafalan menciptakan lingkungan kelas yang menindas yang dirancang untuk membuat anak-anak kelak menjadi pekerja atau karyawan yang patuh.
Holt meminta orang tua untuk membebaskan anak-anak mereka dari pendidikan formal dan sebagai gantinya mengikuti metode yang sekarang dikenal sebagai "unschooling", yang kemudian dikenal sebagai homeschooling.
Dasar Hukum Homeschooling di Indonesia
Kadang ada pertanyaan seperti legal atau ilegalnya penyelenggaraan homeschooling di Indonesia. Mungkin banyak yang belum tahu jika homeschooling diatur oleh undang-undang pelaksanaannya.
Ada tiga jalur pendidikan di Indonesia yang meliputi jalur pendidikan formal, nonformal dan informal yang saling mendukung satu sama lain. Lalu bagaimana dengan homeschooling?
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BAB 1 Ketentuan Umum, Pasal satu dikatakan: “Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal. Sementara pendidikan informal adalah jalur pendidikan dari keluarga dan lingkungan. Homeschooling masuk dalam kategori ketiga ini.
Mengapa Homeschooling
Ada beberapa alasan mengapa para orang tua di Indonesia lebih memilih homeschooling. Beberapa alasannya adalah
Bebas Berkreasi
Homeschooling banyak diminati oleh anak-anak yang punya minat dan bakat di bidang tertentu. Dengan belajar di rumah maka ruang kreativitas dan bakat serta minat anak tidak dibatasi. Bahkan anak diberi kebebasan untuk mengembangkan dan mengeksplorasi minat dan bakat tersebut.
Momblogger yang anaknya punya passion besar di bidang tertentu dan membutuhkan banyak waktu untuk menjadi profesional di bidangnya, bisa mempertimbangkan homeschooling sebagai alternatif pendidikan yang, anti mainstream.
Suasana belajar lebih baik
Masalah lain yang menjadi alasan mengapa orang tua mengirim anaknya ke homeschooling adalah mendapat suasana yang baik. Sudah banyak kasus perundungan yang mempengaruhi semangat belajar anak, parahnya bahkan sampai mengancam nyawa.
Banyak kasus anak-anak korban bullying yang akhirnya memilih homeschooling. Anak juga belajar bersama orang tua, jadi ia merasa lebih aman dan terlindungi.
Memberikan pelajaran yang menyeluruh
Salah satu alasan mengapa banyak orang tua yang memilih pendidikan homeschooling untuk anaknya adalah karena teknologi informasi yang sangat pesat perkembangannya. Dampaknya adalah akses ke materi pembelajaran berkualitas yang tak terbendung.
Tentu hal ini menjadi angin segar bagi orang tua yang merasa bahwa pendidikan sistem sekolah membatasi eksplorasi siswa, terutama yang cemerlang, untuk menajamkan kemampuan berpikir kritis siswa baik itu melalui ruang diskusi, eksperimen, maupun kegiatan lain yang tidak bisa didapatkan secara maksimal di sekolah biasa.
Kesimpulan
Homeschooling terbukti membantu siswa-siswa dengan kebutuhan masing-masing untuk tetap berprestasi dan terus memacu potensi dirinya. Bentuk home education ini telah ikut memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan Indonesia.
0 Comments